Xabi Alonso: Pergi dari Madrid Menuju Pelukan Taktik Guardiola dan Klopp
Foto: (FourFourTwo) |
Kisah perjalanan Xabi Alonso dalam dunia sepak bola mengambil arah yang mengejutkan pada musim panas tahun 2014. Setelah meraih kesuksesan bersama Real Madrid dengan kemenangan gemilang di Liga Champions, Alonso membuat keputusan yang tidak banyak orang prediksi: ia memilih untuk meninggalkan kejayaan di Santiago Bernabeu. Tujuannya? Bayern Munich, dengan alasan yang tak lain adalah untuk berada di bawah asuhan Pep Guardiola.
Pada usia yang terbilang senja untuk seorang pemain sepak bola, Xabi Alonso masih merasa ada hal yang belum dipelajarinya. Rasa penasaran terhadap filosofi dan strategi Guardiola, yang dikenal karena taktiknya yang inovatif dan kepemimpinannya yang karismatik, menjadi alasan utama di balik keputusan berani tersebut. “Kesempatan untuk belajar dari Guardiola menjadi alasan saya berpindah klub. Saya ingin mengetahui lebih dalam tentang cara dia menginspirasi dan memotivasi tim, yang selalu tampak tak terkalahkan sepanjang musim,” ungkap Alonso dalam wawancara tahun 2019.
Selama tiga musim berada di Bayern Munich, tidak hanya dari Guardiola, Alonso juga mendapatkan kesempatan emas untuk mengambil pelajaran berharga dari Jurgen Klopp. Meskipun Klopp dikenal sebagai rival di lapangan, ia tetap menjadi salah satu mentor yang memberikan Alonso perspektif baru dalam melihat sepak bola.
Pengalaman berharga di Bayern Munich tidak hanya menambah
pengetahuan Alonso tentang sepak bola tetapi juga mengukuhkan statusnya sebagai
salah satu pemain tengah terbaik di eranya. Kisah Xabi Alonso membuktikan bahwa
keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan rasa haus akan pengetahuan baru
dapat membawa seseorang pada pelajaran hidup yang tidak terlupakan, bahkan di
usia yang matang. Kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda untuk
tidak pernah berhenti belajar, tidak peduli seberapa tinggi pencapaian mereka.