Scroll untuk melanjutkan membaca

BUMI: Saat Tubuh Manusia dan Bumi Berteriak Bersama – Pameran Seni Ekologi Paling Mengguncang Surabaya Akhir 2025

Pameran Bumi Surabaya

SURABAYA-Sejak malam 1 Desember 2025, Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS) resmi membuka pameran bertajuk BUMI: Integralitas Tubuh–Rasa. Dalam sekejap, antrean pengunjung mengular hingga ke Jalan Gubernur Suryo. Bukan sekadar pameran biasa, acara ini langsung menyita perhatian karena berhasil menyampaikan isu kerusakan lingkungan tanpa satu pun poster “Selamatkan Bumi” atau slogan klise.

Pembukaan dilakukan langsung oleh Syaiful Mudjib, seniman senior sekaligus tokoh budaya Surabaya. Dalam sambutannya ia menegaskan pentingnya seni sebagai bahasa yang lebih jujur ketimbang data statistik.

“Karya-karya di sini tidak menggurui. Mereka hanya mengajak kita membaca kondisi bumi dengan mata hati dan tubuh sendiri,” kata Syaiful malam itu.

Lebih dari 35 seniman dan beberapa komunitas independen terlibat. Nama-nama seperti Uret Pariono, Caulis Itong, Hananta, Merlyna AP, Adhik Kristiantoro, Bang Toyib, Hendra Cobain, Robi Meliala, hingga kolektif BAKAR (Batalyon Kerja Rupa), SeBUMI, Family Merdeka, INJAK TANAH, dan Bombtrack turut mengisi ruang galeri dengan karya yang beragam: instalasi tanah retak, lukisan material bumi, arsip suara, puisi hidup, hingga pertunjukan tubuh yang intens.

Konsep keseluruhan dirumuskan Hari Prajitno M.Sn. Baginya, tanah bukan sekadar latar belakang kehidupan manusia, melainkan bagian dari tubuh itu sendiri.

“Tubuh dan tanah bukan dua entitas terpisah. Kita lahir dari tanah, hidup dari tanah, dan pada akhirnya kembali menjadi tanah,” ujar Hari Prajitno dengan tegas.

Pengunjung yang datang malam pembukaan langsung disambut instalasi visual besar berupa citra tanah gersang dan retak disertai rekaman suara alam yang perlahan memudar. Beberapa orang terlihat terdiam lama di depan karya tersebut. Ada yang menutup mata seolah merasakan kekeringan itu merambat ke kulit mereka sendiri.


Malam itu juga menjadi saksi pemutaran perdana film dokumenter karya Daniel Rudi Haryanto. Tanpa narasi panjang, tanpa musik dramatis, hanya potret mentah kerusakan lingkungan di berbagai penjuru nusantara. Tepuk tangan meriah menggema begitu lampu menyala kembali.

Panggung performance tak kalah membakar. Pandai Api, Family Merdeka, Bombtrack, Magixridim, Arul Lamandau, serta Aulia tampil bergantian dengan energi yang mentah dan penuh kuasa. Deni Indrayanti dan Caulis Itong bertindak sebagai pemandu acara.

Selama sepekan ke depan, pengunjung masih bisa mengikuti serangkaian acara pendamping: penanaman pohon di hutan kota, workshop cukil dan batik di Gang Dolly, serta diskusi terbuka bersama para seniman.

Salah satu pengunjung, Rika (28), mengaku baru pertama kali merasakan isu lingkungan disampaikan dengan cara begitu dalam.

“Rasanya seperti diajak melihat bumi dari dalam tubuh sendiri. Bukan cuma tahu, tapi benar-benar merasa,” katanya sambil tersenyum kecil.

Pameran BUMI: Integralitas Tubuh–Rasa masih terbuka untuk umum hingga 7 Desember 2025 di Galeri DKS, Jalan Gubernur Suryo No. 15, Embong Kaliasin, Surabaya. Gratis, buka setiap hari.

Di tengah hiruk-pikuk akhir tahun, pameran ini seolah menjadi pengingat keras: bumi sedang berbicara lewat retakannya, lewat suara yang semakin lirih, lewat tubuh kita yang mulai lelah. Pertanyaannya sekarang hanya satu: masih mau pura-pura tidak mendengar?

Also Read
Tag:
Latest News
  • BUMI: Saat Tubuh Manusia dan Bumi Berteriak Bersama – Pameran Seni Ekologi Paling Mengguncang Surabaya Akhir 2025
  • BUMI: Saat Tubuh Manusia dan Bumi Berteriak Bersama – Pameran Seni Ekologi Paling Mengguncang Surabaya Akhir 2025
  • BUMI: Saat Tubuh Manusia dan Bumi Berteriak Bersama – Pameran Seni Ekologi Paling Mengguncang Surabaya Akhir 2025
  • BUMI: Saat Tubuh Manusia dan Bumi Berteriak Bersama – Pameran Seni Ekologi Paling Mengguncang Surabaya Akhir 2025
  • BUMI: Saat Tubuh Manusia dan Bumi Berteriak Bersama – Pameran Seni Ekologi Paling Mengguncang Surabaya Akhir 2025
  • BUMI: Saat Tubuh Manusia dan Bumi Berteriak Bersama – Pameran Seni Ekologi Paling Mengguncang Surabaya Akhir 2025
Post a Comment
Tutup Iklan